Berpikir adalah obyek material logika. Yang dimaksudkan
dengan berpikir di sini ialah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan
berpikir manusia mengolah, mengerjakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan
mengolah dan mengerjakan ia dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan
ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta
menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian lain. Oleh karena itu,
obyek material logika bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa.
Akan tetapi, bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki
dalam logika, melainkan dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan,
ketepatan. Oleh karena itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal
logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus,
tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang
ditetapkan dalam logika. Kalau peraturan-peraturan itu ditepati, dapatlah
pelbagai kesalahan atau kesesatan dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat
diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika
merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Atas dasar itu, gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan
yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar disebabkan oleh
ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya.
Definisi Salah Nalar
Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau
simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses
berpikir sering sekali kita keliru
menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional,
kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Contoh salah nalar :
Emilia, seorang alumni STIE Serelo Lahat, dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Halimah seorang alumni STIE
Serelo Lahat, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Macam-macam Salah Nalar
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya,
oleh karena itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam
berbahasa Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat
terminimalisasikan.
Ada
beberapa macam salah nalar, yakni sebagai berikut :
a. Deduksi
yang salah
Simpulan dari suatu silogisme dengan
diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh dari Deduksi yang salah :
-
Kalau listrik masuk
desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
b. Generalisasi
Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini
disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak
seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga
kesimpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh
Generalisasi Terlalu Luas :
-
Setiap orang yang
telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
-
Anak-anak tidak boleh
memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
c. Pemilihan
Terbatas pada Dua Alternatif
Salah nalar ini
dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan
pemilihan jawaban yang ada.
Contoh
Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif :
-
Orang itu membakar
rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
-
Petani harus
bersekolah supaya terampil.
d. Penyebab
yang Salah Nalar
Salah nalar ini
disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya
pergeseran maksud.
Contoh
Penyebab yang Salah Nalar :
-
Hendra mendapat
kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
-
Anak wanita dilarang
duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
e. Analogi
yang Salah
Salah nalar ini dapat
terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan
anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada
segi yang lain.
Contoh
Analogi yang Salah
-
Anto walaupun lulusan
Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
-
Pada hari senin
Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga
mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai
sepeda motor.
-
Rektor harus memimpin
universitas seperti jenderal memimpin divisi.
f. Argumentasi
Bidik Orang
Salah nalar jenis ini
disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang
diembannya.
Contoh
Argumentasi Bidik Orang :
-
Kusdi kesulitan
membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena tidak mempunyai materi bahasa
Indonesia.
-
Deliana tidak bias
menikah lagi karena ia sudah janda.
g. Meniru-niru
yang Sudah Ada
Salah nalar jenis ini
berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang
lain melakukan hal itu.
Contoh
Meniru-niru yang Sudah Ada :
-
Kita bisa melakukan
korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
-
Saat Ujian Akhir
Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Slamet mencotek, karena pada mata kuliah
Statistik Fitriawati juga mencontek.
h. Penyamarataan
Para Ahli
Salah nalar ini
disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang
sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
Contoh Penyamarataan
Para Ahli :
-
Dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia adalah Diska, Sarjanah Ekonomi.
-
Sarifah pandai membuat
kue, ia adalah lulusan SMEA.
Salah
Nalar dalam Komunikasi
Salah satu penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media
elektronik, ataupun dari media massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering
sekali terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan
dalam penalaran/nalar bagi penerima berita.
Kekurangcermatan seseorang atau
jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan fakta lain dalam
konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu kemudian dituangkan
dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau pemirsa. Ketika
pembaca atau pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu sebagai
sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
Fakta berupa pernyataan yang mengandung salah nalar atau sesat logika
memang bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk
kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan
berarti jurnalis bisa begitu saja meloloskannya menjadi fakta dalam teks
berita. Bahkan, pada tahap awal, jurnalis seharusnya langsung
mempersoalkan pernyataan yang salah nalar itu kepada narasumber.
Sebagai contoh pernyataan salah nalar muncul di dua media
cetak, Kedaulatan Rakyat(24/3/09, hal 24) dan Koran Tempo (25/3/09,
hal B3) :
-
Pada Kedaulatan
Rakyat, salah nalar muncul di alinea ke-5 berita berjudul Golput
Rugikan Proses Demokrasi. Berita ini memuat pernyataan dua pimpinan partai
politik tentang golput pada saat keduanya kampanye, yaitu Yusril Ihza Mahendra
(Ketua Majelis Syuro Partai Kebangkitan Bangsa) dan MS Kaban (Ketua Umum Partai
Bulan Bintang). Alinea ke-5 berita tersebut, yang
hanya terdiri atas tiga kalimat (dua kalimat tak langsung dan satu kalimat
langsung berupa kutipan), memuat pernyataan MS Kaban tentang golput. Alinea
selanjutnya berisi topik lain yaitu tentang panwaslu.
Alinea
ke-5 ditulis demikian:
Hal senada diungkapkan
Ketua Umum PBB, MS Kaban. Menurut Kaban, golput merupakan tindakan orang yang
tidak bertanggungjawab. “Sebab kita saat ini sedang mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.
-
Pada Koran
Tempo salah nalar muncul pada berita tentang kelangkaan pupuk.
Persoalan salah nalar mulai di judul hingga di tubuh berita. Judul berita
suratkabar ini demikian:Pupuk Langka karena Petani Belum Ikut Kelompok Tani.
Pada lead (memimpin), salah
nalar di judul dipertegas.
Kepala Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Tengah Aris Budiono menyatakan kelangkaan atau kesulitan petani
dalam memperoleh pupuk pada musim tanam kedua tahun ini disebabkan masih banyak
petani yang belum masuk kelompok tani.
Kesimpulan
Dengan kemajuan zaman era globalisasi kita dituntut untuk lebih cermat dan
selalu efisien dalam menghadapi tantangan suatu problematika kehidupan,
kecermatan salah satunya dapat kita peroleh pada komunikasi yang baik.
Untuk itu dalam berkomunikasi kita hendaklah menggunakan
kata-kata atau kalimat yang mudah di mengerti oleh orang lain, sehingga tidak
mengalami kesalahan nalar dalam berkomunikasi.
Saran
Komunikasi yang baik haruslah didukung dengan kecermatan dalam mengolah
kata-kata atau kalimat, dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
maka kesalahan dalam penyampaian informasi atau berita dapat terminimalisasikan
kesalahan nalar bagi pembaca atau penerima berita.
Lampiran istilah dalam bahasa Indonesia :
Silogisme
|
:
|
cara berpikir atau
menarik simpulan yg terdiri atas premis umum,premis khusus, dan simpulan.
|
Premis
|
:
|
kalimat atau
proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika.
|
Generalisasi
|
:
|
perihal membuat
suatu gagasan lebih sederhana dari pada yang sebenarnya.
|
Alternatif
|
:
|
pilihan di antara
dua atau beberapa kemungkinan.
|
Analogi
|
:
|
persamaan atau
persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan; kiasan
|
Sumber :
Cermat Berbahasa Indonesia
Kamus Praktis Bahasa Indonesia, A.A Waskito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar