Rabu, 26 Oktober 2011

Jakarta Macet Salah Siapa????

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta

Arus lalu-lintas yang macet di Jakarta menyebabkan betapa sakit jiwanya pemerintah dan penduduk Jakarta karena betapa ngototnya pemerintah dan penduduk ibu kota tersebut dengan kemacetan, hal ini terbukti semakin parahnya kemacetan akhir-akhir ini. 

Kemacetan di Jakarta sebenarnya adalah potret lalu lintas di Indonesia, bukankah ibukota merupakan gambaran suatu negara, ini berarti peringatan bagi kota-kota di daerah untuk menata daerahnya, supaya tidak seperti Jakarta beberapa tahun yang akan datang. Ini tantangan bagi pemerintah daerah untuk lebih baik dari Jakarta. Alternatif pemecahan untuk kemacetan di Jakarta sudah banyak di tawarkan bahkan sudah diterapkan diantaranya, three ini one untuk jalan tertentu, busway, kereta api dalam kota (Ciliwung Blu Line), kendaraan yang boleh beroperasi di Jakarta untuk nomor kendaraan ganjil atau genap pada hari tertentu  dan sebagainya. 

Kemacetan kian tak mengenal waktu di Jakarta. Tak hanya pada hari kerja dan jam sibuk, kemacetan juga mendera warga Jakarta di akhir pekan di luar jam sibuk di sejumlah ruas jalan di ibu kota.

Padatnya jalanan Jakarta di akhir pekan tak hanya karena padatnya volume kendaraan yang melintas. Hambatan seperti angkutan umum yang berhenti sembarangan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, angkot ngetem di tepi jalan, dan putaran balik arah.

Antrean kendaraan masuk pusat perbelanjaan, seperti di Slipi Jaya dan Mal Taman Anggrek, juga menyumbang kemacetan lalu lintas.

Tampak beberapa polisi berusaha mengatur agar kendaraan tidak menumpuk di satu titik. Namun, jumlah petugas tidak sebanding dengan banyaknya kendaraan yang melintas. 
Kalau sudah seperti ini salah siapa??? Pemerintah yang tidak bisa mengatur dan penataan kotanya atau produksi kendaraan yang semakin hari semakin banyak. Kita bayangkan saja perbaikan dan penambahan jalur di jalanan ibu kota tidak sebanding dengan produksi motor yang ditargetkan oleh produsen motor 1 hari bisa mencapai kurang lebih 3000 motor untuk daerah JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) . Itu hanya dari 1 produsen motor, belum lagi produsen motor lainnya dan juga produsen mobil.

Di Jakarta ini untuk 1 keluarga misalkan beranggota 6 orang dan setiap 1 orang mengendarai 1 kendaraan bermotor bisa kita bayangkan kendaraan bermotor yang menumpuk dijalan raya. Dan juga dilema warga Jakarta untuk naik angkutan umum, kalau dihitung-hitung naik kendaraan umum yang tarifnya semakin mahal dan tidak aman, ini salah satu yang memicu lebih baik beli kendaraan pribadi yang lebih aman dan murah karena kapan kita ada keperluan bisa langsung pergi dan bila dihitung tariff naik angkutan umum dengan biaya cicilan motor hampir sama bisa dibiliang malah lebih murah cicilan motor.

Jadi sekali lagi ini salah siapa????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar