Senin, 26 September 2011

PEMANFAATAN BAHASA INDONESIA PADA TATARAN NON ILMIAH

Karya non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.

Karya non ilmiah bersifat:
1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti. 

Contoh Tataran Non Ilmiah
Produk – produk usaha kecil menengah (UKM) diharapkan bisa lebih banyak masuk ke pasar swalayan. Karena hal itu ditandai dengan di resmikannya Pojok Demo Sahabat UKM oleh Menteri perdagangan Mari Elka Pangestu. Tahap pertama, Pojok Demo Sahabat ukm BARU digelar di sejumlah pasar swalayan dan hypermarket di Jakarta.
“Kami berharap program ini dapat terus dilakukan, bahkan ditiru oleh pengelola ritel modern lainnya, termaksud mereka yang ada di daerah. Pemerintah akan terus mendorong upaya seperti ini. Kita tidak akan berhenti sampai disini, “kata Menteri Mari Pangestu ketika meresmikan Pojok Demo Sahabat UKM di hypermart,Jakarta beberapa lalu.
Dikatakan, Pojok Demo Sahabat UKM merupakan hasil kerja sama antara Pusat Dagang Kecil dan Menengah (PDKM), departemen Perdagangan dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), kegiatan tersebut digelar setiap hari jumat sampai hari minggu dan akan berlangsung hingga 7 Februari 2010.

Menteri mengatakan, Pojok Demo Sahabat UKM merupakan terobosan untuk membantu pengusaha kecil menengah memperluas pesarnya. Hal itu karena dilakukan untuk mengatasi kendala UKM masuk ke toko-toko modern. “program ini sejalan dengan upaya memperdayakan UKM” Tegasnya.
Menurut Data Badan Pusat statistik (BPS) menyebutkan, bahwa sektor UKM pada tahun 2007/2008 tumbuh sebesar 2,8 % dari 49 juta unit usaha pada 2007 menjadi 51 juta unit usaha pada 2008. Menurut BPS, kontribusi UKM terhadap PDB nasional juga meningkat 1,2%, yakni dari Rp 2,105 triliun pada 2007 menjadi Rp 2,609 triliun pada 2008. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.610 unit usaha merupakan UKM binaan Departemen Perdagangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar